Identifikasi Divisi pada Struktur Organisasi Pondok Pesantren Berdasarkan Standar Sekolah Berasrama Menggunakan Metode Semantic Similarity

  • Muhammad Ainul Yaqin Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
  • Munajatul Azizah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
  • Syahiduz Zaman Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Keywords: K-Means, Pondok Pesantren, Semantic Similarity, Struktur Organisasi

Abstract

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, pondok pesantren memerlukan adanya pedoman atau standar sebagai acuan dalam pengembangan proses bisnisnya. National Minimum Standards for Boarding Schools merupakan salah satu standar nasional yang diperuntukkan bagi sekolah berasrama atau pondok pesantren. Standar ini berisikan 52 poin yang akan mengatur proses bisnis pada sebuah pondok pesantren. Sebagai sebuah organisasi pondok pesantren memerlukan struktur organisasi agar proses bisnis pada pondok pesantren dapat berjalan. Karena perannya dalam mengatur interaksi antar unit kerja atau divisi, serta dalam pembagian dan koordinasi tanggung jawab dan wewenang yang lebih efektif, struktur organisasi menjadi sangat penting. Pada penelitian ini, untuk menentukan divisi pada struktur organisasi dilakukan dengan menggunakan metode semantic similarity. Dilakukan tahap text preprocessing pada data standar. Kemudian dilakukan pembobotan untuk menentukan kata kunci pada setiap standar, menggunakan Term Frequency - Inverse Document Frequency (TF-IDF). Kata kunci yang diperoleh dibandingkan tingkat kemiripannya antar standar menggunakan metode semantic similarity. Tahap selanjutnya adalah proses clustering terhadap data matrik hasil semantic similarity menggunakan algoritma k-means. Untuk mengetahui berapa cluster yang  optimal, digunakan perhitungan SSE. Setelah data cluster diperoleh, dilakukan identifikasi divisi yang akan dibentuk. Penelitian ini menggunakan dua skenario, yakni clustering menggunakan data kemiripan semantik antar kata dan menggunakan data kemiripan semantik antar standar. Skenario pertama, diperoleh selisih nilai SSE tertinggi yaitu 0,4245 pada percobaan ke-2 dengan K=6. Sehingga diperoleh 6 cluster yang kemudian menjadi  divisi kesantrian, divisi keamanan, divisi pendidikan, divisi sarana dan fasilitas, divisi kepegawaian, dan divisi kesejahteraan. Skenario kedua menghasilkan selisih nilai SSE tertinggi yaitu 0,0011 pada percobaan ke-3 dengan K=7. Sehingga diperoleh 7 cluster yang kemudian menjadi divisi kesantrian, divisi keamanan, divisi kepegawaian, divisi sarana dan fasilitas, divisi kesejahteraan, divisi asrama, dan divisi humas.

Published
2023-04-28